SEMARANG, beritajateng.tv – Indonesia telah melaksanakan pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 kemarin, di mana masyarakat telah menentukan hak suaranya untuk Indonesia 5 tahun ke depan.
Namun, penyelenggaraan Pemilu tentunya tak berhenti pada hari pemungutan suara. Masa-masa setelah pemungutan suara juga dapat berpotensi menjadi periode rentan.
Apalagi banyak pihak yang kemudian mengklaim hasil Pemilunya masing-masing. Ada yang teriak kemenangan dan ada pula yang tak terima kekalahan.
Oleh karenanya, salah satu kesuksesan pelaksanaan pemilu itu tak lepas dari peran dan fungsi pengawasan media massa.
Pengamat media, Swita Amalia Hapsari, mengatakan, media massa merupakan elemen penting dalam sebuah negara demokrasi.
BACA JUGA: Tunggu Investigasi Kecurangan Pemilu, Timnas AMIN Jateng Buka Peluang Gandeng TPN Ganjar-Mahfud
Menurutnya, semakin masifnya media yang berkembang pada era teknologi saat ini tentu akan memunculkan berbagai dampak. Tak terkecuali adanya dampak negatif. Seperti berita hoaks hingga berita yang memicu perselisihan antarmasyarakat.
“Untuk mengatasi dampak negatifnya, literasi digital dan media harus setiap masyarakat miliki,” jelas Swita, Kamis, 15 Februari 2024.
Swita menyebut, pada masa pesta demokrasi seperti saat ini, kesadaran masyarakat terkait literasi digital pun diuji. Terutamanya untuk memilah informasi sebelum disebarluaskan agar pelaksanaan Pemilu berjalan dengan kondusif.