“Karena sedang ada perbaikan jadi ada saluran yang terhambat, namun sudah ditangani dan air cepat surut,” katanya.
Mbak Ita mengatakan, penanganan pasca bencana juga tengah dilakukan oleh tim gabungan.
“Selain membersihkan sisa lumpur, kebutuhan korban luapan sungai jadi fokus kami. Selimut, obat-obatan dan pangan sudah diberikan ke korban terdampak luapan Sungai Beringin,” jelas Mbak Ita.
Ditambahkannya, satu-satunya solusi agar kejadian serupa tak terulang kembali dengan cara merampungkan normalisasi sungai.
“Pembebasan lahan dalam program normalisasi Sungai Beringin juga telah selesai, harapan kami normalisasi bisa segera dikebut,” tambahnya.
Adapun program pembenahan sistem drainase di Sungai Beringin telah dimulai 2020 lalu.
Program tersebut dibiayai pemerintah pusat dan dikerjakan BBWS dengan anggaran mencapai Rp 230 miliar.
Namun pembebasan lahan dalam program tersebut ditangani oleh Pemkot Semarang.
Luasan lahan yang dibebaskan dalam program normalisasi Sungai Beringin mencapai 18,2 hektar.
Pada 2021 separuh lebih luasan pembebasan lahan telah selesai dan menyisakan 8 hektar.
Pemkot Semarang juga menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembebasan lahan 8 hektar tersebut.
Kini pembebasan lahan telah rampung dan progres normalisasi Sungai Beringin di angka 75 persen. (Ak/El)