SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengembangkan benih padi varietas Biosalin 2.
Penanaman benih Biosalin 2 di lahan seluas satu hektare di Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah pesisir yang memiliki salinitas tinggi.
BACA JUGA: Padi Biosalin Siap Pindah Tanam, Jadi Upaya Tingkatkan Ketahanan Pangan Kota Semarang
Padi Biosalin 2 meruapakan varietas padi yang di rancang untuk beradaptasi dengan kondisi lahan pesisir, di mana kadar garam dalam tanah cukup tinggi. Varietas ini tidak hanya tahan terhadap salinitas tetapi juga memiliki potensi hasil yang tinggi.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) menjelaskan bahwa pengembangan padi Biosalin ini untuk menyediakan benih yang sesuai dengan kondisi lahan sawah di pesisir.
“Padi biosalin di rancang untuk bisa tumbuh di air payau, sehingga petani di pesisir dapat memanfaatkan hasil pertanian dengan lebih baik,” ungkapnya. Hal ini ia sampaikan saat meninjau budidaya padi Biosalin di lahan pertanian dengan Kelompok Tani Sumber Rejeki Mangunharjo, Rabu (16/10/2024).
Keunggulan Biosalin 2
Lebih jauh, Mbak Ita menambahakan, keunggulan dari padi Biosalin tidak hanya tahan terhadap salinitas tinggi, tetapi juga resisten terhadap hama, seperti wereng batang cokelat dan penyakit hawar daun bakteri, yang dapat menghambat pertumbuhan padi dan menurunkan produktivitas. “Hasil panen padi Biosalin bisa mencapai 6–7 ton per hektare, sedangkan varietas lain, seperti IR 32, hanya menghasilkan sekitar 3 ton per hektare,” paparnya.