Mbak Ita menjelaskan jika program ini merupakan awal dari upaya ketahanan pangan di Kota Semarang. Ia menyebut sebenarnya ada 10 bahan makanan pendamping beras yang bisa menjadi sajian utama.
“Jadi pendamping beras ada 10, ada hanjeli, sorgum, sukun, porang, ubi, jagung, singkong, pisang. Nanti setiap hotel akan menyajikan produk makanan dari bahan non-beras,” paparnya.
Di sisi lain, Mbak Ita menambahkan, melalui program ini, masyarakat Kota Semarang tidak perlu lagi khawatir tentang harga beras dan gula yang semakin naik. Selain harganya yang murah, mengkonsumsi selain bahan beras dan gula juga lebih menyehatkan tubuh karena kandungan gula hang lebih rendah.
“Jadi stigma salah, kenapa bernama Pendamping Beras karena kita tiap pagi sampai malam makannya dari beras. Dan saya tiga bulan ini gak makan nasi dan gula, ternyata tambah sehat sekaligus diet dan sekaligus ngirit,” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah