Seremoni selanjutnya yakni pecah kendi dan pelepasan merpati sebagai simbol keberkahan dan harapan baik.
Pawai Dugderan dan Arak-arakan
Setelah prosesi di Balaikota selesai, sekira pukul 14.30 WIB, Pawai Budaya Dugder akan berangkat menuju Masjid Agung Semarang (MAS) atau Masjid Kauman.
Di sepanjang perjalanan, masyarakat dapat menyaksikan kemegahan iring-iringan pasukan merah putih, warak raksasa, rampak warak, serta berbagai komunitas budaya yang turut serta.
Setibanya di Masjid Agung Semarang (MAS), Walikota dan rombongan akan mendapat sambutan Ketua Takmir MAS. Setelah ramah tamah singkat, rombongan bersiap untuk salat Ashar berjamaah yang akan dilaksanakan pukul 15.16 WIB.
Usai salat, rangkaian prosesi berlanjut dengan pembacaan Suhuf Halaqah oleh Walikota, yang menjadi penanda spiritual datangnya bulan Ramadan. Prosesi ini kemudian di akhiri dengan pemukulan bedug sebagai puncak acara Dugderan di Masjid Agung Semarang.
Setelah prosesi di MAS selesai, rombongan bergerak menuju tujuan terakhir, yakni Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Walikota rencananya tiba di lokasi pada pukul 16.10 WIB, diikuti dengan sambutan selamat datang dari Pengageng MAJT dan sambutan dari Walikota.
Puncak Prosesi Dugderan
Momen puncak kembali terjadi saat pemukulan bedug di MAJT, yang akan diiringi dengan pelepasan balon udara sebagai simbol semangat menyambut Ramadan. Akhirnya, seluruh rangkaian Dugderan 2025 akan ditutup secara resmi menurut rencana pada pukul 17.00 WIB.
Untuk memastikan kelancaran acara, Pemkot Semarang telah berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Dinas Perhubungan bertugas mengatur lalu lintas dan kantong parkir, Dinas Kesehatan telah menyiapkan tim medis. Sedangkan aparat keamanan dari Polrestabes dan Satpol PP akan menjaga ketertiban selama acara berlangsung.
Walikota Semarang Agustina Wilujeng mengajak masyarakat untuk turut serta hadir menyaksikan perayaan ini dengan tetap menjaga ketertiban dan kebersihan.
“Dugderan bukan hanya milik Pemerintah Kota. Tetapi milik seluruh warga Semarang. Mari kita rayakan dengan penuh kebersamaan dan rasa hormat terhadap budaya kita,” pungkasnya.
Acara Dugderan tahun ini mengusung tema “Bhinneka Tunggal Budaya dalam Harmoni Dugder 2025,” yang mencerminkan keberagaman dan persatuan di Kota Semarang. (*)
Editor: Elly Amaliyah