Politik

Pengamat Politik Undip Ragukan Mahfud MD dan Khofifah Mampu Dulang Suara Ganjar, Ini Alasannya

×

Pengamat Politik Undip Ragukan Mahfud MD dan Khofifah Mampu Dulang Suara Ganjar, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
perang narasi | Kaesang PSI | Mahfud Khofifah
Pengamat Politik dan Pemerintahan dari Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, namanya menguat sebagai kandidat Cawapres pendamping Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mendatang.

Mahfud MD dan Khofifah tergadang-gadang menjadi sosok yang pas untuk mendulang suara Ganjar. Namun, pengamat politik asal Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini, justru meragukan hal itu.

Baginya, kedua tokoh ini belum tentu mampu mengeruk suara bagi capres usungan PDI Perjuangan tersebut.

“(Mahfud dan Khofifah) bisa mendulang suara (untuk Ganjar) atau tidak kan perlu pembuktian,” ujar Ketua Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Undip itu saat beritajateng.tv hubungi melalui panggilan WhatsApp, Rabu, 4 Oktober 2023 siang.

BACA JUGA: Putra Bungsu Jokowi Terlalu Cepat jadi Ketum, Pengamat Politik Undip Sangsikan Kaesang Mampu Bawa PSI ke Parlemen

NHS, sapaan akrabnya, menilai Mahfud dan Khofifah merupakan tokoh yang populer. Meskipun begitu, publik yang langsung berasumsi bahwa keduanya mampu memberikan pengaruh untuk Ganjar tak serta-merta benar adanya. Lantaran, itu harus terbuktikan dengan survei, tidak bisa lewat asumsi semata.

“Tentu ada dua hal yang sering jadi pedoman (bukti). Satu yang paling pasti adalah Pemilu itu sendiri, yang kedua melalui survei kalau untuk mengukur apakah itu dapat mendulang suara atau tidak,” bebernya.

Mahfud MD dan Khofifah masuk bursa cawapres bukti kubu Ganjar masih gunakan politik ketokohan

Lebih lanjut, NHS menilai bahwa masuknya Mahfud MD dan Khofifah dalam bursa cawapres menunjukkan bahwa partai pengusung Ganjar masih menggunakan politik ketokohan.

Adapun politik ketokohan itu, lanjut NHS, yaitu dengan menggandeng tokoh yang memiliki popularitas dan pengaruh besar di publik.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan