Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Pengamat Respons Kekhawatiran Pengusaha Jateng UMP Naik 6,5 Persen: Wajar, Ekspor Paling Terdampak

×

Pengamat Respons Kekhawatiran Pengusaha Jateng UMP Naik 6,5 Persen: Wajar, Ekspor Paling Terdampak

Sebarkan artikel ini
UMP Pengusaha | UMK Jawa Tengah | Upah Buruh | UMK Semarang | Kenaikan Gaji PNS
Ilustrasi gaji dalam amplop. (Foto: Freepik)

SEMARANG, beritajateng.tv – Pengamat ekonomi Universitas Diponegoro merespons kekhawatiran Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah apabila upah minimum provinsi (UMP) naik 6,5 persen.

Sebelumnya, Apindo Jawa Tengah merasa khawatir lantaran kenaikan UMP sebesar 6,5 persen akan menimbulkan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK).

Pengamat ekonomi Undip, Wahyu Widodo, menilai kekhawatiran Apindo Jawa Tengah bukan tanpa alasan. Alasannya, basis industri di Jawa Tengah didominasi oleh produk tekstil yang menurut Wahyu cukup tertekan belakangan ini. Hal itu ia ungkap saat beritajateng.tv hubungi, Rabu, 11 Desember 2024.

“Jawa tengah itu kan basis industrinya paling dominan tekstil, sebenernya dalam beberapa tahun terakhir cukup tertekan karena gejolak global. Bahan bakunya impor dan market mereka ekspor ke luar negeri. Di luar negeri demand-nya sedang tertekan,” jelas Wahyu.

BACA JUGA: Pengamat Ekonomi Undip soal UMP Jateng 2025 Naik 6,5 Persen: Seperti Kembali ke Formula Lama

Tak hanya ditekan oleh kondisi global, lanjut Wahyu, industri tekstil di Jawa Tengah mau tak mau harus bersaing dengan negara lainnya di negeri sendiri.

“Belum lagi persaingan dengan komoditi asing, seperti China, Bangladesh, Vietnam, di domestik, tambah lagi dengan kebijakan tidak kondusif bagi mereka,” sambung Wahyu.

Dalam hal itu, Wahyu turut menyoroti masalah internal perusahaan yang berdampak pada badai PHK beberapa waktu silam.

“Dan problem internal yang memaksa beberapa perusahaan, sebenernya mereka sudah punya masalah daya saing sejak lama dan bom waktunya terjadi di 2024 ini, PHK-nya sangat tinggi,” jelas dia.

UMP naik 6,5 persen tak tepat bagi beberapa industri, apa alasannya?

Atas dasar itu, Wahyu menegaskan kenaikan UMP 6,5 persen waktunya tak terlalu pas untuk beberapa sektor industri di Jawa Tengah, salah satunya industri tekstil.

“Kenaikan UMP 6,5 persen timing-nya tidak begitu tepat untuk beberapa sektor industri karena ekonomi lagi turun,” tegas dia.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan