“Kedua, mereka itu punya kader yang cukup, stoknya banyak ya. Maka mereka tidak perlu khawatir terhadap masa depan mereka,” imbuhnya.
BACA JUGA: Hanura Berharap MK Kabulkan Sistem Pemilu Tertutup: Ini Mengangkat Martabat Partai
Hal itu bermula dari wacana sistem pemilu proporsional tertutup yang pertama kali mengemuka pada Februari 2022 lalu. PDI Perjuangan menilai sistem pemilu terbuka atau dengan mencoblos gambar calon legislatif (caleg) yang diterapkan saat ini akan menghabiskan banyak dana.
Isu tersebut semakin mencuat dan mengundang huru-hara publik setelah ada pihak yang mengajukan gugatan uji materiil terhadap Undang-Undang (UU) Pemilu tentang sistem proporsional terbuka ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga hadir dan menyatakan sikapnya mendukung sistem tertutup. Adapun alasan yang ia beberkan ialah sistem pemilu proporsional terbuka yang penerapannya sejak Pemilu 2004 membawa dampak liberalisasi politik.
“Bagaimana liberalisasi politik mendorong partai-partai menjadi partai elektoral dan kemudian menciptakan dampak kapitalisasi politik. Munculnya oligarki politik, kemudian persaingan bebas dengan segala cara,” ujar Hasto.
Lebih lanjut, alasan lainnya yakni Kongres V PDI Perjuangan memutuskan bahwa sistem tertutup sesuai dengan amanat konstitusi. Selain itu, dapat mendorong proses kaderisasi pada internal parpol, hingga meminimalisir kecurangan pada Pemilu. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto