REMBANG, 15/2 (beritajateng.tv) – Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan dan KPH Kebonharjo melakukan kerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, tentang penanggulangan bencana yang dituangkan dalam Penandandatangan Memorandum of Understanding (MoU) di ruang aula BPBD kabupaten Rembang, Selasa (14/2/2023).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rembang Sri Jarwati menyampaikan tahun 2022 jumlah bencana kebakaran di Kabupaten Rembang sebanyak 54 kasus.
“Paling tinggi di bulan Agustus dan September. Agustus ada 12 kasus dan September ada 17 kasus . Padahal kemarau basah,” ujarnya.
Menurut BMKG, kata dia, prakiraan cuaca tahun 2023 kering dan sangat kering. Hal ini sangat tepat bila Perhutani melakukan nota perjanjian kerjasama dengan BPBD.
“Kebakaran paling tinggi itu, biasnya di dominansi oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla),” katanya.
Ditambahkan Sri Jarwati, disengaja atau tidak bahwa kebakaran lahan yang ada di kawasan hutan itu, rata – rata berada didaerah yang sulit untuk dilewati oleh mobil pemadam kebakaran.
“Namun karena Karhutla itu sudah masuk tupoksi kami, melalui kerjasama yang ditandatangani, saat ini sudah ada peralatanya,” tuturnya.
Tahun 2022 kejadian bencana alam di Kabupaten Rembang mencapai 148 kasus. Meliputi bencana banjir, tanah longsor angin puting beliung serta abrasi.
Bencana alam itu, berada di daerah pantura yakni kecamatan Kragan dan kecamatan Sarang.
