“Tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan pemilu kepada anak-anak, sekaligus memberikan mereka pengalaman nyata tentang suasana pemilu seperti di masyarakat,” jelasnya.
Ajarkan proses demokrasi
Lebih jauh, Aziz menjelaskan jika pemilihan guru dan tendik favorit telah menjadi tradisi tiap Hari Guru. Namun biasanya, pemilihan berlangsung dengan menggunakan form online.
Kali ini, pihaknya mencoba melakukan pendekatan berbeda dengan cara pemilu. Ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih bermakna karena siswa tidak hanya mendengar teori, tetapi juga merasakan praktik langsung.
Melalui kegiatan ini, Aziz berharap siswa mendapatkan pemahaman yang utuh tentang proses demokrasi, termasuk nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keterbukaan.
“Harapannya, anak-anak mendapatkan pendidikan demokrasi secara utuh dan pengalaman yang tak terlupakan sebagai pelaku pemilu, meskipun kali ini hanya memilih guru dan tendik favorit,” pungkasnya.
BACA JUGA: Viral Tragedi Carok Sampang Tewaskan 1 Orang, Dipicu Pilkada 2024?
Sementara itu, salah siswa kelas 6 SDN Sarirejo, Namira mengaku antusias mengikuti simulasi Pilkada ini. Terlebih, ini adalah pengalaman pertamanya dalam mengikuti kegiatan mencoblos.
“Seru, bisa ngerasain kayak pemilu beneran,” ucapnya. (*)
Editor: Farah Nazila