Dia berharap agar peserta pelatihan bisa mengikuti dengan sebaik-baiknya agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa maksimal.
“Bisa menambah nilai akreditasi rumah sakit karena punya petugas bank darah,” tuturnya.
Pelatihan teknis bank darah yang diadakan oleh PMI Provinsi Jateng ini merupakan yang angkatan ke 25, dengan jumlah 32 materi yang membutuhkan waktu 80 jam pelajaran. Pada angkatan 25 ini terdapat 28 peserta antara lain dari Jakarta 1 orang, dari Jawa Timur 16 orang, dari Jogjakarta 1 orang dan Jawa Tengah sebanyak 10 orang.
Sertifikat akan diberikan setelah dinyatakan lulus, tanpa ada remidi. Sistemnya jika tidak lulus maka akan mendapatkan tugas untuk magang di UDD setempat sampai dengan dinyatakan kompeten.
Salah satu narasumber pelatih, Kepala UDD PMI Pusat, Dr. dr. Ria Syafitri, E.G.M. Biomed yang ikut dalam proses keabsahan PMI Jawa Tengah melatih petugas bank darah secara profesional.
“Kalau bapak ibu ikut pelatihan di sini (PMI Jateng) itu tidak salah,” tegasnya.
Menurutnya, para instruktur tidak hanya melatih tapi mengubah kompetensi. Karena bank darah rumah sakit berbeda dengan analis (analis kesehatan).
“Harusnya lulusan D3 Teknologi Bank Darah,” ungkapnya.
“Kurikulumnya pas, sama dengan yang di PMI Pusat dengan waktu tidak boleh kurang dari 10 hari. Tidak cukup hanya 7 hari. Pelatihannya juga full, bisa sampai malam hari,” tandasnya. (Ak/El)