“Kami dari Komisi E berharap permasalahan ini bisa teratasi dan pendapatan masyarakat bisa terus meningkat,” katanya.
Sementara itu, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengungkapkan, selama ini upaya pengentasan kemiskinan terus Pemkab lakukan. Saat ia mulai menjabat pada tahun 2015, angka kemiskinan Kabupaten Wonosobo bahkan mencapai 21 persen dan menempati peringkat terbawah di Jateng.
Pada tahun 2021, angka kemiskinan turun menjadi 17 persen. Kemudian setelah Pemkab bergerak hingga tingkat RT, angka kemiskinan berhasil turun menjadi 15,28 persen.
“Kami coba inventarisasi penyebabnya. Yaitu ego sektoral masih menonjol, data kemiskinan juga belum terbuka transparan. Masih banyak warga belum dapat listrik, tak punya jamban sehat, dan rumahnya tak layak huni,” ujarnya.
Menurutnya, warga miskin Wonosobo membutuhkan bantuan rehab rumah tak layak huni, jambanisasi, dan listrik.
Faktor lain yang menyebabkan kemiskinan adalah masih banyaknya anak putus sekolah. Penyebabnya adalah sejumlah wilayah belum memiliki sekolah negeri. Mereka yang putus sekolah lantas memilih untuk menikah dini.
“Saat ini masih ada 2 kecamatan yang belum memiliki SMA Negeri. Kami akan upayakan membangun sekolah untuk menampung banyaknya lulusan SMP,” katanya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto