“Baru-baru ini kami menyelesaikan Urban Farming Champion. Tingkat kecamatan, kelurahan, kelompok tani maupun sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Semarang,” ujar Hernowo.
Selain itu, kata dia, Program Perdu Semerbak (perkampungan pertanian terpadu, seribu polibag, ayam dan kelinci). Kini juga semakin kami perluas hingga di pekarangan Masjid dan Pondok Pesantren.
Sedangkan program yang telah sukses dan berjalan sejak Oktober 2023. Yakni gerakan tanam cabai lewat program Tancab Bang Tani (Tanam Cabai dan Bawang untuk Tekan Inflasi).
Program tersebut, terbukti bisa membantu Kota Semarang dalam menekan angka inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Semarang berada di 2,89 persen, angka ini terendah di Jawa Tengah.
“Semua tanah atau lahan yang ada meski terbatas, di semua tempat bisa untuk kegiatan urban farming. Misalnya pekarangan rumah, tabulampot (tanaman buah dalam pot-red), aquakultur, dan sebagainya,” jelas Hernowo.
Bahkan, untuk mendukung program Nasional di ketahanan pangan, Pemkot Semarang bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) berencana membuat pertanian ‘Sawah Salin’ untuk wilayah yang terkena rob.
“Sawah Salin ini merupakan perlakuan sawah yang terkena air laut, di mana masyarakat pesisir masih bisa bercocok tanam dan urban farming. Tanggal 1 Juni 2024 besok ada demontrasinya,” papar Hernowo. (*)
Editor: Elly Amaliyah