Program ini akan menggandeng Dinas Pendidikan dan berbagai pihak terkait untuk mengampanyekan gerakan anti kekerasan di lingkungan pelajar.
“Kita ingin anak-anak Blora tumbuh dengan karakter baik, saling menghormati, bukan saling menyakiti,” tegasnya.
Selain itu, Bupati juga meminta guru Bimbingan Konseling (BK) untuk memberikan pendampingan psikologis kepada korban yang mengalami trauma pascaperundungan. “Korban harus kita pulihkan mentalnya, jangan sampai dia kehilangan semangat belajar,” tambahnya.
Kronologi bullying
Sebagai informasi, kasus perundungan yang menggemparkan Blora, itu terjadi di toilet SMPN 1 Blora.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang siswa berseragam olahraga dipukul dan ditendang secara membabi buta oleh rekannya yang berseragam pramuka. Sementara, belasan siswa lain hanya menonton dan menyoraki tanpa berusaha melerai.
BACA JUGA: Kasus Bullying Pelajar SMP di Blora, Polisi Periksa Puluhan Pelajar: Ada Dugaan Provokasi Kakak Kelas
Aksi brutal tersebut mendapat kecaman luas dari masyarakat. Dinas Pendidikan dan pihak sekolah sudah melakukan mediasi antara kedua belah pihak dengan melibatkan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Blora serta Dinas Sosial P3A untuk proses pendampingan lebih lanjut.
Bupati Arief menegaskan bahwa upaya pemberantasan bullying harus mulai sejak dini, bukan hanya dengan hukuman, tapi dengan pembinaan karakter dan keteladanan guru.
“Anak-anak ini calon pemimpin masa depan. Kalau sekarang mereka belajar kekerasan, bagaimana nasib bangsa ini nanti? Maka tugas kita semua adalah menghentikan bullying sampai ke akarnya,” tutupnya. (*)
Editor: Farah Nazila













