SEMARANG, beritajateng.tv – Program andalan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis, akan berlangsung mulai Januari 2025 menatang.
Uji coba pemberian Makan Bergizi Gratis pun mulai kerap dilakukan di berbagai daerah. Menanggapi hal ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun memberikan sejumlah pesan penting bagi pemerintah.
Ketua IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, mengungkapkan, pemerintah semestinya juga menyiapkan anggaran untuk mendukung ibu hamil dan bayi baru lahir.
Pasalnya, fase penting pertumbuhan dan perkembangan anak bukanlah pada masa usia sekolah, melainkan 1.000 hari pertama kehidupan manusia.
BACA JUGA: Video Jurus Pj Bupati Brebes Turunkan Stunting, Ajak Makan Gratis
“Maksudnya, [pemberian nutrisi] sejak pembuahan sampai usia 2 tahun. Anak-anak kelompok usia ini jangan sampai dilupakan oleh pemerintah karena ini adalah periode keemasan dalam tumbuh kembang anak,” kata Piprim saat media briefing IDAI, Selasa, 29 Oktober 2024.
Piprim menilai, program Makan Bergizi Gratis sebenarnya lebih tepat untuk perbaikan gizi anak sekolah, bukan penanganan stunting.
Sebab, penanganan stunting seharusnya sudah dilakukan pada anak yang masih di dalam kandungan. Sehingga, 1.000 hari pertama itulah yang semestinya mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
“Perkembangan otak anak di masa keemasannya itu berada di 1.000 hari pertama. Ketika ada gangguan itu dampaknya akan terbawa sampai dewasa,” sambung dia.
Siapakah target program Makan Bergizi Gratis?
Dalam kesempatan yang sama, dr. Cut Nurul Hafifah menjelaskan, 1.000 hari pertama kehidupan merupakan periode rentan. Alasannya, pada masa itu, pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sangat cepat.
Maka, tak heran jika 1.000 hari pertama mendapat julukan sebagai golden period atau masa keemasan anak.