“Selama satu dekade, bunga itu bernama Jokowi dan lebah itu bernama Projo,” ujarnya puitis. “Ketika nektar kekuasaan itu kering, lebah mulai mencari bunga lain, dan bunga itu kini bernama Gerindra.”
Analogi itu menggambarkan perubahan orientasi politik relawan setelah Jokowi tak lagi memegang kekuasaan.
Hersubeno juga menyoroti dampak politik bagi Jokowi. Ia menilai, kehilangan Projo berarti kehilangan kaki politik rakyat di luar struktur partai.
BACA JUGA: Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Sudirman Said: Masalah Utamanya Masih Tetap Jokowi
“Kalau Projo benar-benar bergabung dengan Gerindra, Jokowi kehilangan pasukan relawan yang selama ini menjaga citranya,” tuturnya.
Ia menambahkan, situasi itu membuat Jokowi semakin terjepit karena PDIP mulai bersikap kritis, sementara PSI—partai yang dipimpin anak bungsunya, Kaesang Pangarep—belum memiliki kekuatan signifikan di akar rumput.
Jika Prabowo hadir dan menyambut langsung Projo dalam penutupan kongres, Hersubeno menyebut hal itu akan menjadi simbol peralihan besar dari relawan Jokowi ke relawan Prabowo.
“Saat lebah mulai meninggalkan bunga lamanya, itu pertanda musim politik sudah berganti,” tandasnya. (*)













