SEMARANG, beritajateng.tv – Organisasi Kesehatan WHO pernah menyatakan Indonesia bebas penyakit polio pada tahun 2014 silam. Hampir 10 tahun berlalu, kini kasus polio kembali muncul.
Bermula dari tiga anak di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dilaporkan menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/ AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe 2. Pemerintah kini menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.
Untuk menanggulanginya, sejak 15 Januari 2024 kemarin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio secara serentak di seluruh wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Pakar epidemiologi dari Universitas Negeri Semarang (UNNES), Prof. Dr. dr. Mahalul Azam, M.Kes, mengatakan, munculnya kasus polio setelah sekian lama seakan menjadi alarm bagi pemerintah. Pasalnya, Indonesia digadang-gadang memiliki cakupan imunisasi tinggi selama ini.
“Makanya kampanye vaksinasi terkait polio harus masif dilakukan, dan masyarakat harus menerima,” ucap dr. Azam saat beritajateng.tv hubungi, Sabtu, 20 Januari 2024.
BACA JUGA: Bocah SD Hanyut di Sungai Wonotingal Semarang, Teriakan Minta Tolong Sempat Terdengar Warga
Hingga saat ini, lanjut Azam, tak sedikit orang tua yang masih menolak pemberian vaksin pada anaknya. Padahal, imunisasi polio merupakan imunisasi wajib dasar lengkap untuk anak.
Salah satu alasannya, lantaran masih banyak mitos vaksinasi yang menghantui masyarakat. Seperti ragu akan kehalalanya, hingga takut akan efek samping vaksinasi yang timbul.