Terkait tahun 2024 yang tinggal menghitung hari, pihaknya ingin menarget jumlah yang lebih besar daripada tahun 2023, yakni sebesar Rp65 triliun. Untuk mencapai target itu, Sakina akan mengandalkan PMDN, utamanya UMKM.
“Investasi itu sangat penting untuk mengurangi pengangguran, Jateng sendiri berhasil menunjukkan relevansi antara peningkatan investasi dengan penyerapan tenaga kerja,” jelasnya.
Lebih lanjut, berbagai upaya seperti membuka pintu masuk seluas-luasnya bagi investor kini tengah ia jalani. Salah satunya dengan mengadakan promosi investasi melalui Central Java Invesment Business Forum (CJIBF).
BACA JUGA: Target Investasi Senilai Rp65,7 Triliun, Begini Cara Pemprov Jateng Gaet Investor Asing
“Event besar itu mengundang pelaku usaha, calon investor dalam dan luar negeri, asosiasi pelaku usaha, pengelola kawasan industri, Bank Indonesia, dan Kementerian Investasi/BKPM,” terangnya.
Hingga kini, terdapat enam kawasan industri yang masih menjadi andalan di Jateng. Adapun kawasan industri itu meliputi Grand Batang City (KIT Batang), Batang Industrial Park, Aviarna Industrial Park, Kawasan Industri Kendal, Jateng Land Industrial Park, dan Kawasan Industrial Cilacap.
“Realisasi investasi pastinya akan menggerakan roda perekonomian di Jateng semakin cepat. Adanya industri ini pasti akan menimbulkan multiplier effect dan spread effect yang akan meningkatkan konsumsi rumah tangga juga,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi