Dadi menerangkan bahwa program makan siang gratis Prabowo-Gibran tidak hanya memberi manfaat kesehatan bagi anak-anak dan remaja yang mendapat asupan gizi. Melainkan juga memberi dampak ekonomi kepada rumah tangga dan komunitas.
“Dengan makan siang di sekolah, maka beban orang tua menyediakan makan di ambil sebagian oleh negara. Katakanlah, satu porsi Rp 15.000. Berarti dalam sebulan, jika kita hitung 25 hari, ada Rp 375.000 biaya ekonomi rumah tangga yang bisa lebih hemat. Itu baru satu anak. Jika ada dua sampai tiga anak dari satu keluarga, maka penghematannya bisa lebih besar. Uang yang di hemat itu bisa mereka gunakan untuk keperluan lain,” jelas Dadi.
“Ibu-ibu orang tua murid dapat membentuk komunitas atau badan usaha yang memasok makan siang di sekolah anaknya. Ini potensi pendapatan. Jadi pengeluarannya berkurang, potensi pendapatan bertambah,” papar Dadi.
Dadi menjelaskan, dari hal itulah urgensi relawan AksiBagi mengajak PPJI sebagai praktisi jasaboga yang berpengalaman mengelola dan menyajikan masakan dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, Dadi dan relawan AksiBagi optimistis program makan siang gratis Prabowo-Gibran akan mendapat sambutan masyarakat dari berbagai kalangan. Karena dampak pengganda ekonomi atau multipiler effect bagi semua kalangan. (*)
Editor: Elly Amaliyah