“Harus bedakan dengan yang di Hanoman. Di Hanoman tidak ada hunian, jadi ketika dikeruk enggak apa-apa. Sementara jalur Silayur sudah ada hunian semua, banyak perumahan, bahkan ada sekolah baru juga,” sambungnya.
Solusi tuntaskan persoalan turunan Silayur Ngaliyan
Lebih lanjut, Djoko menyebut kasus kecelakaan di Silayur yang terus berulang tak terlepas dari dua faktor utama. Yang pertama, kondisi carut-marutnya angkutan logistik di Indonesia
“Solusinya yang pertama ya harus bereskan angkutan logistik. Nunggu waktu memang presiden minta beres untuk masalah ODOL,” tuturnya.
Kedua, adanya kawasan industri yang tak proporsional juga ia sebut sebagai faktor utama jalur Silayur memakan korban. Menurutnya, pembuatan kawasan industri di sekitar Ngaliyan keliru besar.
BACA JUGA: Solusi Pemkot Semarang untuk Kecelakaan di Silayur, Pelandaian Jalan Hingga Jalur Penyelamatan
Lantaran tak memiliki akses ke jalan nasional termasuk jalan tol, truk akhirnya terpaksa melintas di jalan lingkungan yang memiliki geometri tidak sesuai.
“Solusi kedua, paling tidak bagaimana mengendalikan kawasan industri di atas, minimal tidak menambah baru lagi. Karena jalan lingkungannya geometrinya tidak sesuai. Pasti akan bermasalah terus itu, ibaratnya udah jatuh tertimpa tembok besar,” paparnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi