“Kita adalah kumpulan seniman yang mendukung lukisan Berburu Celeng karya Djoko Pekik. Kumpulan seniman yang menyerukan seni sebagai alat perlawanan. Perenung Paman Doblang karya WS Rendra, dan akrab Widji Thukul,” sambungnya.
Tuntut demokrasi lewat karya seni
Lebih lanjut, Adhitia menjelaskan, kondisi Indonesia saat ini sudah sangat darurat. Ia menyebut, konstitusi atau hukum srdang dimainkan seenaknya untuk kepentingan Oligarki dan elit partai politik.
Ia mengibaratkan presiden, aparat keamanan dan lainnya tidak lebih macam jalan lengang. Di mana kondisi demokrasi negeri serang mati semati-matinya.
“Pemerintah melakukan pembodohan dengan tingginya biaya pendidikan. Repreifitas hingga kriminalisasi terhadap aktivis juga sangat membuat kita khawatir atas pilar demokrasi yang sangat penting,” tekannya.
BACA JUGA: Sebut Jokowi Terlalu Nafsu Kuasa, Mahasiswa Semarang Ancam Boikot Pilkada 2024
Ribuan massa yang sudah bergerak di banyak tempat, kata Adhitia, merupakan pertanda bahwa rakyat bersatu. Atas kondisi darurat ini, dia pun mengajak seluruh masyarakat menyerukan perlawanan dengan banyak bentuk pengkaryaan.
“Lukis, buatlah puisi, lagu, hingga pentas untuk menjelaskan situasi itu ke rakyat. Mari lakukan pembusukan kekuasaan. Karena dengan itu, kita mendukung agenda perubahan total,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila