“Dalam menjalani pendidikan ini harus serius, mengaji, belajar, tirakat, Insya Allah apa yang nanti dicita-citakan asal itu bermanfaat untuk bangsa dan negara, Insya Allah akan tercapai,” pesan Bupati
Menurutnya, para santri itu bisa menjadi apa saja dalam rangka berkontribusi untuk kemajuan Bangsa ini.
Di Kabupaten Blora, sudah banyak santri yang mengambil peran dalam mendukung pembangunan daerah.
Para santri berkontribusi dengan berbagai profesi dan keahlian yang dimiliki mulai dari dokter, guru, pedagang, dan lain-lain.
Bahkan, santri bisa menjadi kepala daerah hingga pemimpin negara. Seperti halnya Bupati Blora Arief Rohman yang merupakan seorang santri yang kini menjabat sebagai kepala daerah di Kabupaten Blora.
“Santri bisa berperan sebagai apa saja, ada yang jadi Presiden, ada yang jadi Wakil Presiden, ada yang jadi Gubernur, jadi Wakil Gubernur, dan ada yang jadi Bupati, ada yang jadi pedagang dan sebagainya, ini menandakan bahwa santri itu keren, kita harus bangga sebagai santri,” ungkap Bupati Arief dihadapan para santri Pondok Pesantren Khozinatul Ulum Blora.
Pihaknya bersyukur, bahwa Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri.
Dimana penetapan 22 Oktober merujuk pada tercetusnya Resolusi Jihad yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Acara apel kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Muharror Ali. (Her/El)