Esensi tradisi kupatan sambut 1 Suro
Secara esensi, lanjut Mahsun, tradisi tahunan untuk menyambut 1 Suro ini bertujuan untuk menolak bala sekaligus memohon yang terbaik kepada Allah Swt.
Hal itu baik memohon agar senantiasa diberi keselamatan, kesehatan, gampang rezeki, dan keberkahan lainnya bagi segenap warga Muneng.
Termasuk mendoakan para leluhur, juga mendoakan warga yang tengah sakit agar lekas sembuh dan terangkat penyakitnya. “Maka inti dari acara ini adalah doa bersama dan tahlil,” jelasnya.
BACA JUGA: Masuki Bulan Suro, Warga Blora Buru Jasa Penjamasan Barang Pusaka
Salah seorang warga Muneng, Seneng (70), mengungkapkan pada tradisi ini setiap kepala keluarga wajib membawa ketupat. Sedangkan lauknya sesuai selera masing-masing.
Banyaknya ketupat yang setiap KK bawa pun sesuai dengan jumlah jiwanya. “Kalau satu keluarga ada lima jiwa, maka harus membawa ketupat lima biji beserta lauk pelengkap,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, melalui doa-doa dalam tradisi ini segenap warga Muneng memohon keberkahan, panjang umur, hingga kesehatan. “Juga agar jauh dari bahaya dan mudah rezekinya,” kata Seneng. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi