Ketika beroleh pertanyaan mengenai regulasi eskpor selain nikel yang tidak ada di Malang, Prabowo menyebut produksi dan eskpor aspal berasal dari Pulau Buton, namun kurang menjelaskan bagaimana hal tersebut relevan dengan pertanyaan.
Komentar warganet terkait jawaban Prabowo tidak nyambung
Sementara itu, komentar-komentar warganet di platform X banyak menyinggung jawaban Prabowo yang terkesan tidak nyambung dan kurang menjawab pertanyaan yang sebenarnya.
Salah seorang warganet menyoroti jawaban Prabowo terlalu berbelit-belit dan tidak sesuai dengan harapan untuk memberikan solusi konkret terkait regulasi eskpor singkong dan ketela pohon.
“Kagak nyambung nih kakek jawabnya… Orang nanya gimana biar bs ekspor, jawabnya butuh singkong karena selama ini imlor gandum. Apa hubungannya singkong sama gandum ?!?,” tulis warganet @D****W*****82, Minggu, 19 November 2023.
BACA JUGA: Megawati Sebut Penculikan Aktivis ’98 Sebagai Bayangan Kelam Demokrasi Indonesia, Sindir Prabowo?
“Pertanyaan sama jawabannya kok gak nyambung ya, yg ditanya regulasi ekspor, jawabannya malah soal membiayai guru, penerimaan uang. Regulasi ekspor cuuuukkkkk,” timpal warganet lainnya, @c*****_c**.
“Ini namanya jaka sembung bawa golok, nga nyambung…. Lanjutin sendiri. Masyarakat bicara mikro ekonomi dijawab urusan makro ekonomi. Memang pemahaman terbatas dan penguasaan materi ekonomi mikro yang minim membuat jawaban seseorang tidak titis. Jauh dibanding Pak Harto yang sangat paham urusan petani, pupuk, pohong, dan bahkan hitungan-hitungannya bersama petani. Terus bagaimana mau urus ekonomi kerakyatan?” tandas warganet lain lagi, @H*J****R****. (*)
