SEMARANG, beritajateng.tv – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghapus sistem jurusan di SMA sejak tahun ajaran 2024/2025. Penghapusan itu merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka.
Alhasil, jumlah siswa yang lolos pada Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2025 di jurusan sosial dan humaniora (soshum) mengalami penurunan signifikan. Seperti terlihat di SMAN 3 Semarang.
“Mayoritas jurusan saintek, hampir sebagian besar. Yang soshum hanya Ilmu Hukum UNS, Geografi Unnes, Manajemen Unnes, Akuntansi UI, Akuntansi UGM, Hukum UGM, nggak sampai 10 orang dari total 50 siswa yang lolos SNBP,” kata Wakil Kepala Sekolah bidang Akademik SMAN 3 Semarang, Saroji saat beritajateng.tv hubungi, Rabu, 19 Maret 2025.
Ia mengungkap, siswa SMA memang tidak lagi terbagi dalam penjurusan seperti IPA, IPS, dan Bahasa. Selama ini, mereka bebas memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
BACA JUGA: Daftar Prodi Paling Sedikit Peminat di Undip, Bisa Jadi Peluang Masuk SNBP!
Selain itu, sistem perangkingan yang selama ini terbagi sesuai penjurusan juga sudah tidak lagi ada. Seluruh siswa berada dalam sistem rangking yang sama, walaupun dengan peminatan yang berbeda.
Saroji pun menduga, hal itu menjadi salah satu faktor mengapa tak banyak siswanya yang lolos SNBP di jurusan soshum.
“Peringkatnya itu misal dari 400 siswa ya sudah peringkat 1 sampai 400. Kalau dulu dipisah antara IPA dan IPS, jadi ada juara 1 di IPA dan ada juara 1 di IPS. Sehingga kemungkinan jurusan-jurusan IPS tidak lolos di SNBP karena rangkingnya lebih rendah,” sambungnya.
Persaingan jalur SNBT ketat demi hindari jalur Mandiri
Sebelumnya, sejumlah SMA di Semarang melaporkan penurunan jumlah siswa yang lolos pada SNBP 2025 ini. Penurunan terjadi hampir merata di semua sekolah.