“Alhamdulillah untuk bank umum mereka menjaganya cukup bagus. Mereka juga mempunyai orang orang dengan kapasitas yang cukup bagus, ini yang kemudian kemudian kenapa sih BPR BPR harus meningkatkan. Ini yang salah satunya harus kita tuntut adalah meningkat dari sisi IT termasuk peningkatan SDM,” papar dia.
Lebih lanjut, Sumarjono menjelaskan bahwa total aset sektor jasa keuangan di Jateng mencapai Rp594,32 triliun, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp465,44 triliun. Kredit yang tersalurkan sebanyak Rp424,65 triliun, mengalami peningkatan sebesar 3,25 persen.
“Aset bank umum di Jawa Tengah adalah Rp542,04 triliun, sementara DPK-nya Rp425,11 triliun, naik 5,16 persen. Kredit yang tersalurkan oleh bank umum mencapai Rp386,54 triliun, meningkat 3,43 persen. Jika kami bandingkan dengan aset BPR/BPRS, yang hanya mencapai Rp52,28 triliun, dengan kenaikan 2,6 persen, perbedaannya cukup signifikan,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah