Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Selisih 300 Ribuan Jiwa dari Data BPS, Dinsos Ungkap Penduduk Miskin di Jateng Masih 3,7 Juta Orang

×

Selisih 300 Ribuan Jiwa dari Data BPS, Dinsos Ungkap Penduduk Miskin di Jateng Masih 3,7 Juta Orang

Sebarkan artikel ini
penduduk miskin
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur, saat dijumpai di kantornya. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 307,99 ribu menjadi 3,4 juta orang pada tahun 2024 berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Secara persentase, penduduk miskin di Jawa Tengah turun 0,89 persen menjadi 9,58 persen.  Pada Maret 2024 lalu, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 10,74 persen.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur, menyebut penurunan itu cukup signifikan. Alasannya, angka kemiskinan di Jawa Tengah sudah mencapai satu digit.

BACA JUGA: BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Turun 307,9 Ribu: Kenaikan Upah Buruh Berpengaruh

“Memang berdasarkan hasil survei oleh BPS, sampai dengan September 2024 alhamdulilah untuk Jawa Tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari 10,47 persen jadi 9,58 persen; jumlah penduduk miskin per September 2024 itu 3,4 juta orang. Itu secara makro ya,” ungkap Imam.

Menurutnya, angka itu tak jauh berbeda dengan data Dinas Sosial Jawa Tengah yang menggunakan pendekatan mikro.

“Kalau kemiskinan berdasarkan rilis BPS kan menggunakan pendekatan survei untuk menghitung data makro, dengan menghitung angka kesejahteraan, inflasi, deflasi, ekspor, impor dan garis kemiskinan. Yang ada di kami itu datanya mikro, yang diambil di DT Jateng,” jelas dia.

Data BPS berbeda dengan DT Jateng, Imam sebut masih ada 3,7 juta penduduk miskin di Jateng, ini rinciannya

Ia membeberkan, berdasarkan data DT Jateng, masih ada 3.737.218 penduduk miskin di Jawa Tengah. Angka itu lebih tinggi ketimbang rilis BPS.

Imam menjelaskan, penduduk miskin itu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu P1 atau miskin ekstrem, P2 atau sangat miskin, dan P3 atau miskin.

“Kalau yang P1 atau miskin ekstrem itu tinggal 439 anggota keluarga. Yang P2 ada 166.346 anggota keluarga, dan P3 atau miskin itu ada 3.570.433 anggota keluarga. Ini jangan disamakan dengan BPS karena ini data mikro,” jelas Imam.

Menurut keterangannya, orang yang masuk kategori miskin ekstrem adalah mereka yang pendapatan per harinya kurang dari 2 dolar AS.

BACA JUGA: Targetkan Angka Kemiskinan Jawa Tengah Turun ke Satu Digit di 2025, Dinas Sosial: Paling Tidak Jadi 9,9 Persen

Kemiskinan ekstrem kan keluarga yang setiap orang pendapatannya kurang dari 2 USD. Misal, satu keluarga ada 3 orang; nah 3 orang itu jika ditotal pendapatannya hanya Rp100 ribu per hari. Itu masuk miskin ekstrem,” paparnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan