Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Semarang dalam Bayang-Bayang Gangster, Apa yang Memicu Fenomena Ini?

×

Semarang dalam Bayang-Bayang Gangster, Apa yang Memicu Fenomena Ini?

Sebarkan artikel ini
perselingkuhan medsos
Psikolog Universitas Diponegoro, Amalia Rahmandani, saat beritajateng.tv jumpai langsung di Fakultas Psikologi Undip pada Selasa, 17 September 2024 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

“Seperti omongan ‘koe ngopo toh? bocah cilik tok’. Belum lagi kalau dia dilukai secara fisik,” ungkapnya.

Jika anak-anak mendapat kekerasan fisik dari orang tuanya, tak menutup kemungkinan dia akan melakukan itu kepada orang lain saat ia dewasa nanti.

“Dia kan belajar dari situ. Ternyata bisa loh melakukan sesuatu yang sifatnya melukai orang lain untuk mendapatkan sesuatu,” terang dia.

BACA JUGA: Soroti Kasus Remaja Gangster di Semarang, Mbak Ita Minta Disdik Intensifkan Pendidikan Karakter

Tak hanya itu, orang tua yang memiliki trauma masa lalu juga berdampak kepada anak-anak.

“Kalau orang tua gak bebas dari trauma masa lalu, bisa jadi ketika dia mendidik anak, cara mendidik anaknya itu menciptakan intergenerasional konflik,” papar dia.

Adapun konflik intergenerasional itu bak bola salju yang semakin lama semakin besar. Dan akhirnya berguling menuju ke bawah.

“Konflik yang pernah mereka alami sebagai orang tua diturunkan ke anak, karena mereka pernah digituin sama orang tuanya. Kaya bola salju, makin lama makin besar,” tandas dia. (*)

Editor: Farah Nazila

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan