Scroll Untuk Baca Artikel
Kesehatan

Semen Gresik Tekan Emisi Karbon dengan Terapkan Teknologi Hijau

×

Semen Gresik Tekan Emisi Karbon dengan Terapkan Teknologi Hijau

Sebarkan artikel ini
Semen Gresik Tekan Emisi Karbon
Aktifitas karyawan PT Semen Gresik Tekan Emisi karbon dengan menerapkan teknologi hijau di Rembang, Kamis 3 Agustus 2023. (Hery P/beritajateng.tv)

Proses pengukuran dilakukan di 12 titik, termasuk di 6 desa ring 1 sekitar perusahaan. Hasilnya juga di bawah baku mutu yang telah di tetapkan.

“Pada proses pengukuran emisi dan debu akibat aktivitas operasional equipment di perusahaan. Sudah di pantau menggunakan alat berupa CEMS (Continues Emission Monitoring System) dan sudah terintegras dengan sistem SISPEK-KLHK. Sehingga data terpantau secara real time dan dipantau oleh Kementerian LHK,” terangnya.

Upaya Semen Gresik tekan emisi karbon

Dalam perencanaan penambangan, PT Semen Gresik selalu mengacu pada desain tambang yang tertuang dalam analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Untuk meminimalisir dampak sosial yang dapat di timbulkan dari operasional tambang. Perusahaan telah membangun kawasan green belt (sabuk hijau) selebar 50 meter yang mengelilingi area tambang di Rembang, Jawa Tengah, dengan total lahan mencapai 37 hektare.

“Hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Hingga saat ini PT Semen Gresik telah mereklamasi lahan pascatambang tanah liat seluas 3 hektare dan lahan pasca tambang batu gamping seluas 5,5 hektare. Dengan menanam beragam jenis pohon sebanyak 33.610 pohon. Antara lain jati, mahoni, trembesi, sengon, johar, kesambi, sukun, sawo, nangka, mangga, kelengkeng, hingga pohon bambu,” tandasnya.

Selain itu, PT Semen Gresik juga melibatkan 361 petani yang berasal dari di enam desa sekitar untuk mengelola 119,25 hektare lahan milik Perusahaan. Berharap dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi.

Selain itu, lanjutnya, dengan pemakaian energi alternatif atau alternative fuel & raw material (AFR). Perusahaan telah mengalihkan sebagian besar kebutuhan energinya dari sumber fosil ke sumber energi terbarukan, termasuk tenaga surya dan biomassa.

“Ada sebanyak 30 panel solar cell atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang terpasang dengan kapasitas 14,55 kWp (kilowatt peak). Sedangkan, untuk pengganti substitusi energi panas atau thermal substitution rate (TSR) yang berguna dalam proses produksi. Yakni menggunakan sekam padi, tongkol jagung (bonggol), plastik kemasan, dan limbah kulit,” jelasnya.

Dari berbagai inisiatif strategis dan inovasi dalam kontribusi pada perlindungan lingkungan, perusahaan telah mencatatkan banyak prestasi.

Antara lain berhasil memperoleh penghargaan Industri Hijau 2022 dari Kementerian Perindustrian RI. Penghargaan Proper Hijau 2022 dari Kementerian LHK, dan Apresiasi Terbaik Good Mining Practice (GMP) 2023 dari Dinas ESDM Jawa Tengah. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan