Jateng

Sempat Disebut Geser dari Bali, BMKG Semarang: Jateng Tak Ada Gelombang Rossby 7 Hari ke Depan

×

Sempat Disebut Geser dari Bali, BMKG Semarang: Jateng Tak Ada Gelombang Rossby 7 Hari ke Depan

Sebarkan artikel ini
Gelombang Rossby
Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang, Rany Puspita Eka Wati, saat dijumpai di kantornya, Jumat, 12 September 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

Rany menambahkan, intensitas hujan akibat gelombang atmosfer tidak seragam di setiap daerah. Topografi dan kondisi lokal sangat menentukan dampak hujan yang terjadi.

Misalnya, di Kota Semarang dan beberapa wilayah Pantura, hujan lebat tidak selalu merata meski gelombang Rossby melintas.

Lebih lanjut, Rany menegaskan, baik gelombang Rossby maupun MJO memiliki kemampuan yang sama dalam memicu pertumbuhan awan hujan. Namun, seberapa lebat hujan yang turun sangat bergantung kondisi geografis dan lokal wilayah tersebut.

“Sama-sama hujan, fokusnya di gelombang atmosfer itu mempengaruhi pertumbuhan awan hujan. Tapi yang memengaruhi hujannya bisa sangat lebat atau tidak, tergantung wilayahnya,” pungkas Rany.

BNPB RI sebut Rossby geser ke arah Pulau Jawa

Kabar sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut curah hujan tinggi akibat gelombang ekuatorial Rossby yang membuat Bali kebanjiran saat ini bergeser ke Pulau Jawa. Maka dari itu perlu penyiapan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai langkah preventif.

“Jadi kami akan melaksanakan OMC seluruh Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, harapannya ini hujan harus diprediksi supaya saat datang di sana tidak seperti di Bali [menimbulkan banjir], kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Denpasar, Bali, Rabu, 10 September 2024, dikutip dari Antara.

Berbagai wilayah Bali telah terendam Banjir, mulai dari Denpasar, Jembrana, Badung, dan hingga Gianyar akibat curah hujan tinggi yang mengguyur lebih dari 24 jam sejak Selasa, 9 September 2025 pagi.

Suharyanto mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BMKG dalam beberapa hari ini dan memastikan curah hujan tinggi diakibatkan gelombang ekuatorial Rossby.

BACA JUGA: Temuan Sesar Aktif di Semarang, BMKG Belum Bisa Tentukan Potensi Gempa, Ini Alasannya

Gelombang ekuatorial Rossby atau Rossby Ekuator adalah fenomena atmosfer di kawasan khatulistiwa yang bergerak ke barat.

Fenomena yang terbentuk akibat rotasi bumi dan pengaruh gaya Coriolis tersebut bisa memicu pertumbuhan awan hujan, serta mempengaruhi intensitas hujan.

Saat gelombang ini aktif dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah yang gelombang itu lewati.

Pada Rabu, 10 September 2025 malam, tinggi banjir disebut sudah mulai turun atau relatif normal dan bisa diatasi, serta genangan air sudah mulai turun di sejumlah titik banjir di wilayah Pulau Bali. Suharyanto mengatakan saat ini gelombang ekuatorial Rossby-Kelvin sudah tidak ada di Bali.

“Sudah tidak ada lagi di Bali karena sudah bergeser ke arah barat, jadi ya memang yang harus kita intervensi sekarang adalah justru Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Kami juga sudah berkoordinasi dengan kepala daerah di tiga provinsi itu untuk segera siap siaga,” lanjutnya. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan