SEMARANG, beritajateng.tv – Parfum umumnya terbuat dari campuran bahan sintetis dan pewangi berbasis alkohol. Namun, bagaimana jika parfum diracik dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah dan tanaman obat?
Hal inilah yang para peserta dalam Workshop Meditative Perfume lakukan dalam gelaran Jumbuh Meramu di Tekodeko Koffiehuis, Semarang, Sabtu, 19 April 2025.
Dalam workshop tersebut, para peserta belajar meracik parfum berbahan dasar rempah alami dan minyak atsiri sesuai dengan karakter pribadi dan kebutuhan kesehatan masing-masing.
Uniknya, setiap racikan tidak hanya ada untuk menghasilkan aroma yang harum, tetapi juga memiliki efek terapeutik yang baik untuk tubuh.
Pemilik Jumbuh Meramu, Mega Puspita Sari, menjelaskan bahwa semua bahan yang digunakan merupakan hasil penyulingan tanaman obat dan rempah yang berasal dari petani lokal di berbagai daerah Indonesia. Mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat hingga Kalimantan.
“Bahan-bahan ini bukan hanya wangi, tapi juga punya efek terapeutik. Jadi bukan hanya fragrance biasa. Inilah kenapa kita sebut meditative perfume,” ujar Mega kepada beritajateng.tv.
BACA JUGA: Abna Parfum, Bermula Jual Sarung Kini Tawarkan Wewangian Memikat
Menurut Mega, proses y melibatkan penyulingan (distilasi) untuk menghasilkan minyak atsiri (essential oil) dengan kualitas therapeutic grade. Atau kualitas tertinggi dalam klasifikasi minyak atsiri.
“Yang kami gunakan adalah therapeutic grade. Efeknya bisa di rasakan langsung, misalnya tadi untuk orang yang sering migrain, GERD, atau stress,” tambahnya.
Gunakan 42 jenis rempah berbeda
Sebanyak 42 jenis rempah digunakan dalam workshop ini. Beberapa contohnya antara lain bunga geranium, cengkeh, hingga sereh (lemongrass). Setiap peserta bebas memilih dan mencampur bahan sesuai dengan karakter dan kebutuhan mereka.