SEMARANG, beritajateng.tv – Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) Kota Semarang memastikan anggotanya yang menjadi mitra dapur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) aman dari risiko kerugian akibat keterlambatan pembayaran.
Hal itu menanggapi tutupnya sejumlah dapur MBG di Jakarta karena yayasan belum juga membayarkan uang sehingga mitra dapur rugi ratusan juta rupiah.
Ketua DPC PPJI Kota Semarang, Yanti M. Sakoer, menegaskan bahwa dapur-dapur MBG di Semarang tidak mengalami kendala serupa. Hal itu karena adanya skema pembayaran di muka yang tegas dari PPJI Kota Semarang.
BACA JUGA: Soal Viral Ulat Buah di Makan Bergizi Gratis, Ini Tanggapan Pemkot Semarang
“Saat kami menjadi mitra, kami minta untuk pembayarannya itu komit di depan. Kami dibayar, ya kami mengerjakan, menjalankan. Masalah yayasan sudah dibayar atau belum dari pemerintah, bukan urusan kami,” kata Yanti saat beritajateng.tv temui di Hotel Aruss Semarang, Selasa, 22 April 2025.
Yanti menerangkan, program MBG pada dasarnya merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang pelaksanaannya menggandeng yayasan sebagai mitra pelaksana.
Para pengusaha katering, termasuk anggota PPJI, yang terpilih menjadi mitra dapur tidak langsung berhubungan dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Mereka hanya berkomunikasi dengan yayasan yang dipercaya pemerintah.
Dapur MBG di Semarang terapkan peraturan pembayaran ketat
Menurut Yanti, dapur-dapur MBG di Semarang beroperasi berdasarkan sistem kemitraan yang cukup ketat. Mitra hanya menyediakan fasilitas dapur dan tenaga produksi. Sementara semua belanja bahan makanan dan penyusunan menu yang melakukan ialah pihak yayasan.
“Kami sebagai mitra dapat hak sewa dapur. Yang belanja mereka, yang menyusun menu mereka dan yayasan mentransfer ke supplier-supplier untuk belanjanya. Kami sebagai mitra penyedia dapur,” sambungnya.