Scroll Untuk Baca Artikel
EkbisHeadlineNews Update

Sinergi OJK Jateng-DIY Dukung Pertumbuhan BPR/BPRS di Jawa Tengah

×

Sinergi OJK Jateng-DIY Dukung Pertumbuhan BPR/BPRS di Jawa Tengah

Sebarkan artikel ini
Sinergi OJK Jateng-DIY Dukung Pertumbuhan BPR/BPRS di Jawa Tengah

Semarang, 14/10 (BeritaJateng.tv) – Perbarindo Jawa Tengah bersama Paguyuban Pemegang Saham dan Komisaris mengambil inisiatif dan memfasilitasi kolaborasi BPR di tengah kondisi persaingan usaha antar lembaga jasa keuangan yang semakin sengit dalam mendukung upaya OJK dalam pengembangan IJK khususnya BPR dan BPRS dengan menyelenggarakan kegiatan Seminar bertajuk Menuju Kolaborasi BPR Maju Bersama, Tumbuh Bersama.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa menyampaikan bahwa OJK memahami bahwa tantangan yang dihadapi industri BPR/S cukup beragam dan diantaranya berasal dari tantangan eksternal yang mencakup dinamika ekonomi dunia dan nasional, persaingan usaha dengan industri keuangan lain pada segmen mikro kecil dan menengah.

Selain itu tantangan struktural yang berasal dari kegiatan usaha BPR/S seperti permodalan, tata kelola, infrastruktur, dan tuntutan sumbangsih BPR/S bagi perekonomian wilayah juga turut serta dalam menambah tantangan Industri.

Aman menyampaikan, OJK akan meningkatkan aspek koordinasi dengan lembaga terkait harmonisasi peraturan perundang-undangan (contohnya penguatan perizinan sistem pembayaran), kuantitas dan kualitas pengawas, kebutuhan TI yang dapat mendukung pengawasan, serta pengaturan ke depan yang lebih agile serta bersifat principle based khususnya terkait perizinan dan produk layanan.

Namun di tengah tantangan tersebut, Aman mengapresiasi kinerja BPR/S di Jawa Tengah, dimana kinerja BPR/S di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan secara year on year kredit sebesar 13%, pertumbuhan aset sebesar 14%, hingga pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 15,06%, yang seluruh angka pertumbuhan tersebut berada di atas angka nasional.

Selain itu, porsi penyaluran kredit BPR/S untuk kebutuhan produktif sebesar 69,02%, hal ini menandakan bahwa penyaluran kredit kepada masyarakat akan semakin memberi sumbangsih multiplier effect yang lebih besar pada perekonomian.

Tinggalkan Balasan