Melalui narasinya, pembaca akan seolah-olah menyusuri ruang-ruang rahasia tempat rapat berlangsung, ruang penyiksaan yang sunyi dan menusuk, serta detik-detik perenungan pribadi yang menyayat hati dalam kesendirian.
Yang membuat kisah ini begitu menyentuh adalah cara ketegangan dan rasa takut yang tergambarkan secara perlahan tanpa dramatisasi berlebihan.
Namun justru terasa semakin kuat dan nyata. Salah satu adegan yang paling sulit terlupakan adalah ketika Biru Laut akhirnya pergi ke bibir laut.
BACA JUGA: Film Bioskop Musuh Dalam Selimut Sukses Mencuri Perhatian, Begini Sinopsisnya
Dan disitulah kemudian diikat dan ditenggelamkan hidup-hidup oleh aparat.
Pada momen itu, Biru Laut menyadari bahwa semuanya telah sampai pada akhir. Namun ia tetap berharap kisahnya tidak ikut hilang bersama dirinya.
Dalam hatinya ia berbisik, “Biarlah engkau mati… tapi kau akan terlahir kembali berkali-kali.”
Film yang adaptasi dari novel dengan judul yang sama ini ternyata memiliki daya tarik yang begitu tinggi sehingga banyak yang nggak sabar ingin segera nonton. (*)











