Dia berharap, seluruh armada bisa dilakukan peremajaan, termasuk armada di Koridor 1 dan 5 yang merupakan aset pemerintah.
“Insyaalah tahun ini akan kami priooitaskan kajian untuk peremajaan. Bus pemerintah armada terakhir sudah 7 – 9 tahun lalu. Sudah waktunya (peremajaan),” sebutnya.
Haris mengakui banyak faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan Trans Semarang. Termasuk terjadinya cumi-cumi darat atau asap pekat.
Dia menyampaikan, nilai kontrak BLU dengan pihak ketiga masih sama sejak 2023. Nilai ini tidak relevan dengan tuntutan kepada para operator untuk memberikan layanan yang prima.
“Ketika kami menekankan pelayanan prima kepada konsorsium. Ada sedikit ketidakrelevanan antara jasa yang di bayar dengan realita di lapangan,” ujar Haris. (*)
Editor: Elly Amaliyah