SEMARANG, beritajateng.tv – Fenomena menurunnya angka pernikahan di kalangan generasi milenial memantik perhatian publik. Pengamat politik Adi Prayitno menyoroti perihal banyaknya anak muda yang enggan menikah ini melalui kanal YouTube-nya, Adi Prayitno Official, Sabtu, 5 Juli 2025.
Adi menyatakan bahwa fenomena ini bukan hal sepele dan perlu ditanggapi secara serius oleh negara. “Generasi milenial hari ini itu sedang berada dalam fase paling sulit dalam hidupnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, banyak anak muda menunda menikah karena terbebani masalah ekonomi, pekerjaan yang tidak tetap, hingga harga kebutuhan hidup yang makin tinggi.
Menurutnya, seruan Menteri Agama Nasaruddin Umar agar generasi muda segera menikah merupakan panggilan moral yang harus didukung.
“Pernikahan adalah bagian penting dari kultur dan sejarah bangsa. Tapi kalau realitasnya anak muda justru takut menikah, ya negara harus turun tangan,” jelas Adi.
Ia menambahkan bahwa pernikahan kini dianggap sebagai beban oleh sebagian besar anak muda. “Mereka berpikir realistis. Belum bisa menghidupi diri sendiri, bagaimana mau menghidupi pasangan dan anak?” tegasnya.
BACA JUGA: Hasan Nasbi Sebut Kritik Penulisan Ulang Sejarah Harus Seorang Ahli, Adi Prayitno: Hak Semua Rakyat
Adi juga membandingkan fenomena ini dengan negara-negara maju. “Di negara post-industri, muncul anggapan pernikahan membatasi kebebasan. Kalau di Indonesia sampai meniru pola pikir itu, regenerasi bangsa bisa terancam,” ucapnya.
Ia menyebut perlu riset menyeluruh untuk mencari akar persoalan. “Jangan sampai kita berspekulasi. Negara harus punya data. Kenapa angka pernikahan turun? Apakah karena budaya asing, ekonomi, atau karena generasi muda makin individualistis?”
Adi pun menyarankan agar negara mulai memberi insentif bagi pasangan muda. “Kalau perlu seperti di Jepang. Negara kasih uang biar orang tertarik menikah. Ini bukan soal cinta saja, tapi keberlanjutan bangsa,” pungkasnya. (*)