Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJatengNews Update

Sosialisasi Digitalisasi Penyiaran Masih Kurang, DPRD: Masyarakat Anggap Bukan Kebutuhan Primer

×

Sosialisasi Digitalisasi Penyiaran Masih Kurang, DPRD: Masyarakat Anggap Bukan Kebutuhan Primer

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman dan Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum saat menjadi narasumber dalam Dialog Aspirasi Jawa Tengah. (DPRD Jateng)

SOLO, 24/2 (beritajateng.tv) – Program Analog Switch Off (ASO) atau perubahan siaran televisi dari analog ke digital bisa terhambat jika sosialisasi tak dilakukan secara masif. Pasalnya masyarakat masih menganggap digitalisasi penyiaran bukanlah kebutuhan primer yang urgent.

Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman mengatakan, sosialisasi yang kurang merupakan titik lemah program yang digulirkan Kementerian Kominfo tersebut. Selama ini banyak masyarakat yang belum paham tentang ASO yang di Jateng akan mulai diterapkan bertahap mulai April nanti.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Masyarakat menganggap ini bukan kebutuhan primer atau pokok. Masyarakat kita untuk kebutuhan pokok saja belum tentu aware. Misalnya soal vaksinasi, jika dulu sosialisasi tidak gencar, banyak yang tidak paham. Padahal vaksinasi ini kebutuhan prinsip, terkait kesehatan,” katanya saat menjadi narasumber dialog Aspirasi Jawa Tengah “Saatnya Beralih ke TV Digital, Bagaimana Nasib TV Analog?” di Studio TATV Solo, Selasa (22/2/2022).

Sukirman menambahkan, siaran televisi merupakan salah satu bentuk hiburan bagi masyarakat. Namun bisa menjadi satu-satunya hiburan masyarakat, terutama di pedesaan. Dia berharap ada sosialisasi masif sehingga tidak terkesan ada eksekusi sepihak jika digitalisasi diterapkan, sehingga masyarakat yang hanya memiliki televisi analog tidak bisa lagi menikmati hiburan.

“Ini perlu diantisipasi. Saya berharap ada pemerataan pembagian set top box (STB) agar benar-benar fokus ke masyarakat desa,” ujarnya dalam acara yang dipandu Host Bona Ventura dan Co Host Okfied Sosendar tersebut.

DPRD Jateng, lanjutnya, akan mensupport program tersebut jika nanti diperlukan regulasi dan anggaran sosialisasi. Pasalnya, ada potensi perputaran ekonomi yang bisa diraih masyarakat melalui digitalisasi penyiran. Televisi digital akan tumbuh, dan anak muda yang menjadi content creator bisa terlibat.

“DPRD Jateng juga sudah menyiapkan Raperda Penyiaran, ini inisiatif DPRD. Kita siapkan dan masuk program legislasi daerah. Di pertengahan 2022 Raperda penyiaran sudah terbit,” katanya.

Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum mengatakan, ASO merupakan program pusat dan Jateng sangat mendukung. Di Jateng, digitalisasi penyiaran akan diterapkan bertahap mulai April, Agustus, dan November 2022.

“Dari survey baru 73 persen masyarakat yang tahu. Kita harus lebih menggenjot dari segala sisi untuk memberi pemahaman ke masyarakat,” ungkapnya.

Sementara Ketua KPID Jateng Muhammad Aulia Assyahiddin menjelaskan, awal Maret nanti ada 7 juta paket STB gratis akan dibagikan Kementerian Kominfo ke masyarakat pra sejahtera.

“Datanya sedang dihimpun Dinas Sosial. Masyarakat harus diberdayakan agar tayangan digital lebih bermanfaat bagi mereka, sehingga masyarakat rela berubah. Jangan seperti konversi minyak tanah ke elpiji, tiba-tiba minyak tanahnya hilang. Hendaknya ini bertahap sehingga bisa berubah sebelum waktunya,” paparnya. (RI)

Tinggalkan Balasan