“Musim penghujan perkembangbiakan jentik nyamuk sangat besar, namun di lapangan masyarakat belum konsen melakukan pemberantasan sarang nyamuk, seperti pot, kaleng-kaleng bekas dibiarkan tergenang sehingga nyamuk dengan mudah bersarang,” tambah Ade.
Dijelaskan Ade, di wilayah Gajahmungkur ada sekitar 21 kasus Demam Berdarah, namun dari kasus itu penyebab atau kejadiannya tidak semua di Gajahmungkur.
“Kasusnya di tempat lain, cuma kebetulan warga Gajahmungkur. Mudah-mudahan dengan masifnya kita melakukan pencegahan tidak akan terjadi Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah,” pungkas Ade.
Sementara itu Maria Carizza, ST, M.Ars selaku Ketua Yayasan Rahardja mengatakan, pemberian donasi ini sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap Pemkot Semarang dalam pemberantasan jentik nyamuk.
“Yayasan Rahardja memang sangat Konsen mengkampanyekan Gerakan Sikat Jentik Nyamuk karena memang kita memiliki sejarah yang memprihatinkan soal Demam Berdarah,” ujar Maria.
Menurut Maria, Gerakan Sikat Jentik Nyamuk ini tidak hanya di Kecamatan Gajahmungkur tapi akan dilakukan di semua kecamatan di Kota Semarang.
“Kedepan tidak hanya di Gajahmungkur tapi di semua kecamatan di Kota Semarang. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini bermanfaat bagi masyarakat dan Kota Semarang bersih dari nyamuk Demam Berdarah,” pungkas Maria. (Ak/El)