Melalui akun Ghozali Everyday, Ghozal menjual fotonya di NFT dengan harga fantastis. Koleksi foto termurahnya dijual seharga 0,28 ETH atau sekitar Rp 13.5 juta. Jika total koleksinya 932 foto maka Ghozal bisa meraup untung senilai hampir Rp 12,6 miliar.
“Itu nilai dari keseluruhan yang beli itu ada yang bilang sampai Rp 12 M. Tapi misal ada yang beli Rp 20 juta saya dapet 10 persen begitu terus. Pendapatan total sekitar Rp 1,5 M,” bebernya.
Kedua orangtua Ghozal bahkan belum mengetahui jika anaknya menjadi miliarder di usia muda karena menjual foto selfie. Meski demikian, Ghozal memiliki keinginan untuk menginvestasikan milyaran rupiahnya dan membuat studio animasi sendiri.
“Nanti akan diinvestasikan. Saya pengen kerja di studio animasi, setelah punya pengalaman lalu bikin studio sendiri,” tandasnya.
Sementara itu Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus, Guruh Fajar Shidik mengacungkan jempol kepada mahasiswanya tersebut. Guruh menilai Ghozal adalah pemuda yang kreatif dan memiliki prestasi. Hal ini terlihat dari beasiswa pendidikan yang diraih Ghozal sejak semester 3 lalu.
“Kami tentu tidak menyangka, kalau dari akademik fokus kami mendidik. Terkait NFT ini kan dosen kami familiar, nah dengan karya yang dibuat bisa dihargai. Ya memang rejekinya, karena dia kreatif,” kata Guruh. (Ak/El)