“Pesan moralnya, negosiasi perlu ada dulu sebelum terjadi hal yang merugikan. Meski Kresna datang untuk berdamai, ia tetap sadar bahwa perang mungkin terjadi. Kresna memberi batas jelas, jika diplomasi gagal, pembelaan diri harus ia lakukan untuk menegakkan kebenaran,” kata Sumanto.
Sumanto ajak teladani nilai positif lakon wayang kulit
Lebih lanjut Sumanto mengajak masyarakat meneladani nilai-nilai positif yang terkandung dalam lakon wayang kulit. Menurutnya, pentas wayang kulit tak sekedar menjadi tontonan, tapi juga tuntunan. Nilai-nilai baik yang dikisahkan tokoh pewayangan seperti keberanian, keadilan, kesetiaan, dan kebijaksanaan, dapat masyarakat aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA: Silaturahmi dengan Pengusaha Sound, Sumanto Dorong Kolaborasi dan Profesionalitas
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, ada banyak nilai baik yang bisa masyarakat pelajari dari tokoh-tokoh pewayangan. Yaitu keberanian, keadilan, kesetiaan, kebijaksanaan, dan kehati-hatian untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
“Kisah-kisah tersebut berasal dari kisah Mahabharata dan Ramayana. Menampilkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan, serta mengajarkan pentingnya menjaga moralitas dan perilaku yang luhur. Semoga pementasan ini memberikan pelajaran bagi kehidupan,” ungkapnya
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Suruh, Aan Andrianto mengapresiasi langkah Sumanto yang rutin menggelar pentas wayang kulit di Kabupaten Karanganyar. Menurutnya hal tersebut menjadi bukti nyata upaya pelestarian kesenian tradisional.
“Kebetulan kalau ada jadwal wayang, warga ikut getok tular dan menonton. Pada zaman serba teknologi ini wayang kulit tak boleh terlupakan. Terima kasih pada Pak Manto yang telah memberikan tontonan dan hiburan ke warga Suruh,” ujarnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto













