“Alasan tidak melanjutkan saya kurang paham. Insyaallah, kami undang terpisah. Kami nanti akan coba komunikasi agar kejadian ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” ucap Wing.
Wing berharap, tidak ada lagi kejadian serupa. Apalagi, Kota Semarang kini terus berbenah dan berupaya meningkatkan kebudayaan dan kearifan lokal.
Semangat anak-anak yang sempat menjadi korban lomba tari perlu kita kembalikan agar mereka bisa tetap menjaga kebudayaan dan kearifan lokal.
Dia berharap, urusan organisasi dipisahkan dengan urusan lomba tari. “Yang terkena dampak adik-adik peserta lomba tari. Kami harap urusan organisasi di pisahkan dengan urusan lomba tari. Itu saja harapan kami. Masalah internal organisasi, kami pemkot tidak punya kewenangan dan kepentingan,” paparnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah