Jateng

Tak Masuk 5 Besar Realisasi Investasi, Kepala DPMPTSP: Proyek di Jateng Itu Padat Karya Bukan Padat Modal

×

Tak Masuk 5 Besar Realisasi Investasi, Kepala DPMPTSP: Proyek di Jateng Itu Padat Karya Bukan Padat Modal

Sebarkan artikel ini
realisasi investasi jateng | investor jawa tengah
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng, Sakina Rosellasari saat ditemui beritajateng.tv di kantornya, Jumat, 28 Juli 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Data yang dirilis Kementerian Investasi / Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut realisasi investasi Indonesia pada kuartal II-2023 mencapai Rp 349,8 triliun.

Namun, tak ada lagi nama Jawa Tengah (Jateng) di jajaran 5 besar daerah dengan jumlah investasi terbesar di Indonesia pada realisasi tersebut.

Adapun posisi lima besar pertama ialah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan total realisasi sebanyak Rp 53,7 triliun. Kemudian DKI Jakarta menyusul di posisi kedua dengan realisasi investasi sebanyak Rp 43 triliun.

BACA JUGA: Target Investasi Senilai Rp 65,7 Triliun, Begini Cara Pemprov Jateng Gaet Investor Asing

Provinsi Jawa Timur (Jatim) ada di posisi ketiga dengan nilai realisasi sentuh Rp 31,1 triliun. Selanjutnya, Provinsi Sulawesi Tengah dengan besaran Rp 26,6 triliun dan kelima, Porvinsi Banten dengan nilai realisasi investasi capai Rp 24,9 triliun.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng, Sakina Rosellasari pun angkat bicara. Ia menuturkan, alasan utama Jateng tak masuk lima besar realisasi investasi tertinggi lantaran industri di Jateng tidak padat modal.

“Tetapi sekali lagi bahwa proyek di Jateng itu padat karya, bukan padat modal. Kalau beberapa provinsi kaya Jabar ini realisasi tertingginya ada di penyerapan tenaga kerja di industri kendaraan bermotor dan alat transportasi,” ujar Sakina kepada beritajateng.tv pada Jumat, 28 Juli 2023.

UMKM sektor alas kaki dan tekstil dongkrak perekonomian Jateng

Ia menyebut, pendongkrak perekonomian Jateng terdominasi oleh UMKM yang bergerak di sektor alas kaki dan tekstil. Tidak mengherankan jika nilai produktivitas tenaga kerja Jateng tidak bisa begitu saja kita bandingkan dengan produktivitas tenaga kerja di Jabar maupun Jatim.

“Kalau Jateng kan di tekstil sama alas kaki. Itu beda sudah. Jatim itu ada pembangunan smelter yang ada di Gresik,” bebernya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan