“Kalau 1 ekor ayam harga Rp42 ribu dibagi 8 sudah kelihatan, di Rp6 ribu untuk satu ayam, belum minyak dan sebagainya, sudah Rp10 ribu itu. Ujung-ujungnya akan dapat pengganti ayam, seperti tempe, telor, tahu,” sambung Wayan.
Bahkan, Wayan dengan tegas mengungkap budget Rp10 ribu sangat tak masuk akal. Sebab, kata dia, catering juga perlu pengeluaran lain untuk transportasi dan gaji karyawan.
“Menurut kita Rp10 ribu kebangetan, belum biaya transportasi untuk nganter itu, belum masuk gaji karyawan. Waktu Rp17 ribu saya masih semangat. Kalau Rp10 ribu gimana cara bati? Belum susunya lagi, kalau hitung-hitungan untuk sayur dan glondongan masuk, cuma kan gak menutup biaya operasionalnya,” tegas Wayan.
BACA JUGA: Tersebar di 39 Titik, Ini Daftar Lokasi Dapur SPPG Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Tengah
Jika program MBG tetap akan berlanjut, Wayan menyarankan anggaran tersebut di berikan kepada pihak kantin atau sekolah untuk mengelola makan siang siswa.
“Kalau pihak sekolah bisa mengadakan kantin, masak di sana, tanpa transport, yang masak tiga orang, mungkin cukup kalau dikalkulasi dengan perhitungan 300 siswa x Rp10 ribu, jadi Rp3 juta. Kalau Rp3 juta dikelola sehari mungkin cukup,” jelas dia.
Terlebih, proses masaknya berlangsung di kantin sekolah, Wayan menuturkan tak ada biaya transportasi yang mesti di keluarkan.
“Kan di masak di sekolah, terus yang mengerjakan ada tiga orang, kan gak ada biaya pengiriman, beli bensin, dll,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila