Scroll Untuk Baca Artikel
Ekbis

Tak Perlu Lama-lama, LPS Sebut Pembayaran Simpanan Nasabah Bank Gagal Kini Cukup 5 Hari

×

Tak Perlu Lama-lama, LPS Sebut Pembayaran Simpanan Nasabah Bank Gagal Kini Cukup 5 Hari

Sebarkan artikel ini
Lembaga Penjamin Simpanan
Dewan Komisioner LPS Bidang Program Penjaminan Simpanan Resolusi Bank, Didik Madiyono (kiri) dalam acara Temu Media di Solo, Minggu 12 Mei 2024. (Ricky Fitriyanto/beritajateng.tv)

“Perubahan ini merupakan tantangan bagi kami untuk meningkatkan kapasitas pegawai LPS dengan kemampuan pemasaran dalam rangka penjualan bank atau aset-aset bank. Tentunya hal ini kami lakukan dengan tetap memperhatikan tata kelola yang baik,” paparnya.

Ada 11 bank gagal hingga Mei 2024, LPS sudah bayar klaim Rp 291 miliar

Ia memaparkan data terkait pembayaran klaim simpanan nasabah BPR yang terkena pencabutan izin usahanya periode Januari-April 2024.

Berdasarkan data per 8 Mei 2024, LPS telah membayarkan klaim simpanan nasabah sebesar Rp291 miliar milik lebih dari 48 ribu rekening nasabah bank yang terkena likuidasi. Pembayaran klaim simpanan nasabah tersebut masih terus berlangsung kepada para nasabah dari 11 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terkena likuidasi dalam kurun waktu 1 Januari hingga 30 April 2024.

Terkait kemampuan keuangan LPS untuk membayar klaim simpanan milik nasabah BPR-BPR tersebut, ia menjelaskan bahwa keuangan LPS sangat memadai. Ia mengungkapkan, aset LPS sampai dengan akhir Triwulan I telah mencapai Rp225 triliun dan menurut perkiraan akan terus bertambah hingga akhir tahun ini.

BACA JUGA: LPS Gugat Rektor UGM Cs Rp 29 Miliar Gegara jadi Pemegang Saham Bank Gagal

Sumber dana LPS sendiri berasal dari modal awal pemerintah sebesar Rp4 triliun. Selain itu ada kontribusi kepesertaan yang bank bayarkan saat menjadi peserta, premi penjaminan bank setiap semester sebesar 0,1 persen dari Dana Pihak Ketiga, dan terakhir adalah dari hasil investasi.

LPS juga terus melakukan berbagai langkah preventif bersama asosiasi BPR/BPRS dalam hal ini Perbarindo untuk meningkatkan tata kelola BPR. Langkah tersebut melalui berbagai diskusi dan workshop sehingga penutupan atau pencabutan izin usaha BPR ini tidak mesti terjadi. Mayoritas BPR saat ini tutup karena persoalan fraud.

“Jumlah BPR saat ini ada lebih dari 1500. Jadi masih banyak BPR yang sehat dan bagus-bagus. Bukan berarti maraknya penutupan BPR membuat nama BPR rusak secara keseluruhan,” katanya.

Ia menambahkan, banyak BPR yang memiliki peran dalam membantu perekonomian masyarakat di berbagai wilayah dengan beragam inovasi produk yang menarik. Dan bagi nasabah tidak perlu khawatir karena semua bank di Indonesia merupakan peserta penjaminan LPS. Jika ada bank terkena pencabutan izin usahanya LPS akan menjamin simpanan nasabah. (*)

Editor: Ricky Fitriyanto

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan