“Contoh uang rupiah komodo Rp 50 yang mahal itu hanya yang keluaran tahun 1997, karena bank hanya mengedarkan sedikit. Jadi sekarang sebagian bisa hilang sebagian lagi entah kemana, ketika barangnya langka barulah harga per keping bisa tinggi,” jelasnya.
BACA JUGA: Mengenal Numismatik, Hobi Koleksi Uang Kuno, Ada Uang Lawas dari Zaman Majapahit
Selain itu, kondisi juga dapat mempengaruhi harga. Untuk uang kertas, keadaan lusuh atau robek dapat menurunkan harga.
“Semakin robek malah semakin nggak laku. Apalagi kalau kondisi yang bagus masih banyak di pasaran,” lanjutnya.
Namun, beberapa orang tidak masalah mengoleksi uang kuno dengan keadaan lusuh. Menurut Aryo, tiap kolektor memiliki preferensi berbeda-beda dalam mengoleksi uang kuno.
“Paling kalau mau dijual nantinya borongan misal 200 lembar dihargai Rp 50 ribu. Biasanya begitu kalau mau beli yang lusuh,” tutupnya.
Yang pasti, tak semua uang kuno laku selangit. Tak jarang beberapa uang kuno malah memiliki harga setengah dari nominal aslinya. Hal tersebutlah yang menurut Aryo membuat dunia numismatik menjadi semakin menyenangkan. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto