“Jangan hanya terpaku di media sosial sebagai acuan pembelajaran politik. Kemudian itu juga harus terlengkapi oleh literasi. Pendidikan politik juga bisa dipelajari langsung lewat partai politik,” bebernya.
Pemilu 2024 bertepatan dengan Hari Kasih Sayang, ajak mahasiswa jangan sampai terbelah
Kepala Kesbangpol Jateng Haerudin yang juga hadir sebagai narasumber menyinggung politik identitas yang sangat berbahaya dalam jalannya Pemilu 2024. Menurutnya, politik identitas yang menggunakan SARA sangat terlarang dan dapat memecah belah.
“Itu sangat sensitif dan belum tentu orang yang satu agama sepakat sama calon tertentu, politik identitas harus kita hindari. Bahayanya sangat berpengaruh pada indeks toleransi kita,” ujar Haerudin.
Baginya, beda pendapat adalah hal yang wajar dalam berpolitik. Hanya saja, lanjut Haerudin, Pemilu 2024 harus pemilih ikuti dengan sikap menghargai satu sama lain.
“Beda pendapat boleh tapi tolong saling menghargai. Pesta demokrasi ini kan sebuah proses untuk menghasilkan pemimpin di eksekutif dan legislatif, ayo sama-sama kita jaga toleransi dan hindari politik identitas,” tandasnya.
BACA JUGA: Andy Budiman Ajak Mahasiswa Semarang Cerdas Bermedia Sosial
Acara ini pun terhadiri oleh puluhan mahasiswa Universitas Semarang (USM), Rektor USM Supari pun turut memberikan pesan penting kepada mahasiswanya yang akan berkontribusi pada pesta demokrasi lima tahunan pada 14 Februari 2024 mendatang.
“14 Februari itu hari kasih sayang, kita hanya beda di hari itu saja. Kita hanya beda pada pilihan capres, cawapres, dan caleg saja, tapi nanti presiden kita kan pada akhirnya sama,” ucap Supari.(*)
Editor: Farah Nazila