“Anak-anak bukan anak sanggar, mereka tidak pernah ikut sanggar menari, tapi belajar otodidak sendiri dan dibantu oleh guru kesenian, Alhamdulillah bisa membarikan penampilan yang terbaik,” ucapnya.
Bebaskan minat dan bakat siswa
Selain itu, Dwi menyebut jika adanya kegiatan ini selain sebagai syarat kelulusan, namun juga dapat menambah wawasan siswa dalam bidang seni pertunjukkan. Terlebih, hal ini juga termasuk dalam pelajaran di kurikulum merdeka.
“Sesuai dengan kurikulum merdeka. Yaitu sekolah membebaskan siswa untuk mengenali, menggali, dan melakukan kegitan sesuai bakat dan minat mereka,” tambah Dwi.
Sementara itu, salah satu siswa, Atika Siska Safitri menjelaskan, dalam mempersiapkan pertunjukkan ini kelompoknya membutuhkan waktu selama 2 bulan. Uniknya, ia dan teman-temannya mengaku belajar secara otodidak dari YouTube.
BACA JUGA: Begini Uniknya SMAN 15 Semarang Rayakan HUT, Wadahi Siswa Cosplay Karakter Game Hingga Film
Namun demikian, ia merasa puas karena kelompoknya telah berhasil tampil secara maksimal.
“Sangat senang dengan penampilan tarian di luar kelas apalagi di Kota Lama. Berkat dukungan para guru kita sengaja dibuatkan momen dan bisa tampil di ruang terbuka publik,” ucap siswa kelas 12 jurusan Akuntasi di SMK Muhammadiyah 1 Semarang. (*)
Editor: Farah Nazila