Opini

Tantangan di Era Digital, Gandeng Manajemen Pengetahuan Menuju Perpustakaan Masa Depan

×

Tantangan di Era Digital, Gandeng Manajemen Pengetahuan Menuju Perpustakaan Masa Depan

Sebarkan artikel ini
Perpustakaan Era Digital
Lathifah, MSIP UNAIR Surabaya. (Foto: Dok. Pribadi)

Solusi dan harapan

Terdapat berbagai tantangan dalam praktik manajemen pengetahuan di perpustakaan, baik tantangan internal seperti rendahnya budaya berbagi pengetahuan maupun tantangan eksternal seperti keterbatasan infrastruktur perlu penyusunan strategi yang lebih terarah dan berkelanjutan.

Beberapa strategi guna menjawab berbagai tantangan tersebut antara lain penguatan kebijakan top-down dari pimpinan organisasi agar manajemen pengetahuan menjadi bagian integral dari budaya kerja.

Selain itu, penyelenggaraan pelatihan dan pembelajaran berkelanjutan bagi pustakawan juga mutlak perlu. Hal itu agar mereka memiliki kompetensi dalam mengelola, mendokumentasikan, dan mendistribusikan pengetahuan secara efektif.

Tak kalah penting, penyediaan teknologi pendukung yang memadai, mulai dari sistem repositori digital, portal pengetahuan internal, hingga platform kolaborasi daring harus ada pengutamaan agar proses berbagi pengetahuan tidak terhambat.

Kolaborasi antarlembaga, baik antarperpustakaan maupun dengan pemangku kepentingan lain, juga perlu penguatan. Dengan demikian, pengetahuan tidak hanya terkumpul dan terisolasi di satu institusi, tetapi dapat saling bertukar untuk memperkaya wawasan bersama.

BACA JUGA: Wajah Baru Perpustakaan Daerah Jateng di Kota Semarang Habiskan Anggaran Rp4,5 Miliar

Langkah-langkah itu harapannya dapat membangun ekosistem manajemen pengetahuan yang lebih hidup, relevan, dan adaptif. Sehingga, perpustakaan mampu bertransformasi menjadi pusat pengetahuan yang berdaya saing di era digital.

Pada akhirnya, transformasi perpustakaan di Indonesia tidak dapat tercapai tanpa pengelolaan pengetahuan yang terstruktur dan berkelanjutan. Manajemen pengetahuan harus menjadi ruh yang menghidupkan setiap proses di dalam organisasi perpustakaan. Yakni mulai dari pendokumentasian pengetahuan, berbagi praktik baik, hingga kolaborasi antarlembaga.

Sudah saatnya semua pihak, mulai dari pengambil kebijakan, pengelola perpustakaan, hingga pustakawan, menyadari pentingnya membangun ekosistem pengetahuan yang inklusif dan adaptif.

Harapannya, perpustakaan dapat benar-benar menjelma sebagai pusat pengetahuan yang dinamis dan mampu menjawab tantangan era digital. Selain itu juga berperan aktif dalam meningkatkan literasi masyarakat.

Tanpa komitmen bersama, pengetahuan akan terus terpendam dan hilang tertelan zaman. Tetapi dengan kesadaran kolektif dan strategi nyata, perpustakaan Indonesia berpeluang menjadi jantung peradaban.

Tidak hanya mewariskan pengetahuan, perpustaaan juga akan menciptakan pengetahuan baru bagi generasi mendatang. (*)

Penulis: Lathifah, MSIP UNAIR Surabaya
Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan