SEMARANG, beritajateng.tv – Pandemi Covid-19 yang telah melanda dua tahun memberikan dampak signifikan pada berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Salah satu kelompok yang terdampak adalah anak-anak Sekolah Dasar (SD). Mereja harus menghadapi tantangan dalam memperoleh pendidikan yang optimal dalam pembelajaran tatp muka pasca pandemi.
Selama pandemi, anak-anak SD menghadapi tantangan utama yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ). Yang paling terdampak dari adanya PJJ tentu adalah anak di kelas awal, yaitu kelas 1 dan 2. Kepala SDN Pekunden, Semarang Abdul Khalik mengakui pandemi merupakan kendala besar dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
“Pandemi kemarin itu kendala besar bagi kami, bagaimana tatap muka yang mestinya 8 jam pelajaran biasanya sampai jam 12.45, nanti masih lanjut ekstra kurikuler, tapi saat pandemi tidak bisa,” ujar Abdul kepada beritajateng.tv, Selasa 11 April 2023.
BACA JUGA: Tes Calistung Bikin Stres Siswa PAUD, Disdikbud Jateng Dukung Kebijakan Nadiem
Menurutnya, pembelajaran tatap muka yang terbatas selama pandemi sangat membatasi pihak sekolah dalam mengetahui perilaku dan sikap anak selama di rumah.
Maka dari itu, perlu banyak inovasi dalam menanamkan nilai karakter kepada siswa. Salah satunya adalah apresiasi melalui pin.
“Kami nyebar dua pin, yaitu pin teladan sikap, dan pin teladan ketertiban. Pin tersebut saya bagikan kepada orang tua siswa untuk nanti mengamati anak selama di rumah, ketika anak dirasa layak dan berbuat baik, nanti pin dapat disematkan kepada anak,” jelasnya.
BACA JUGA: Problem Pembelajaran saat Pandemi, Ortu Kesulitan dan Guru Monoton
Pembelajaran jarak jauh saat pandemi memang membatasi sekolah dalam menangani anak secara langsung. Oleh karena itu, perlu partisipasi dan kerja sama antara orang tua dan sekolah dalam membimbing dan mengawasi anak selama di rumah.