Selain itu, Giyoto turut menyoroti pendidikan karakter dan sopan santun di kalangan mahasiswa. Menurutnya, perubahan dalam sistem pendidikan akibat pandemi Covid-19 turut menghilangkan banyak aspek pendidikan non-akademis.
“Pendidikan selama pandemi tidak sustain. Salah satu yang hilang dari pendidikan selama pandemi adalah karakter, disiplin, dan sopan santun,” imbuhnya.
Giyoto bahkan menyebut Pandemi Covid-19 sebagai bencana di dunia pendidikan. Hal tersebut karena banyaknya proses pembelajaran yang terputus. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menyusun kurikulum darurat.
“Tidak hanya pandemi, tapi bencana juga, penting ada kurikulum darurat. Itu untuk mempertahankan sustainability layanan pendidikan. Bukan berapa banyak yang tercapai, tapi adanya proses sustainability layanan pendidikan, agar nilai-nilai yang sudah bagus tetap terpelihara, jangan sampai hilang,” lanjutnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto